Sabar Tapi Nyesek, Ikhlas Tapi Nangis, Rela Tapi Kangen, Sayang Tapi Disakiti
Keadan yang paling menyakitkan saat mencintai seseorang adalah ketika kita tidak tau apakah harus pergi atau memilih bertahan meski menyakitkan. Bertahan terus mendapatkan rasa sakit, ingin meninggalkannya pun sangat tidak bisa.
Keadan yang paling menyakitkan saat mencintai seseorang adalah ketika kita tidak tau apakah harus pergi atau memilih bertahan meski menyakitkan. Bertahan terus mendapatkan rasa sakit, ingin meninggalkannya pun sangat tidak bisa.
Karena Cinta Aku Bisa Selalu Sabar Dengan Sikap Dan Perlakuanmu Tapi Sungguh Nyesek Rasanya
Hati tidak bisa bohong kalau sakit rasanya jika terus diperlakukan semaumu, datang hanya ketika butuh pergi jika sudah tak lagi membutuhkan. Namun karena sudah terlanjur cinta nyesekpun masih tetap dipaksa-paksakan untuk tetap bersama.
Ingin Mengikhlaskanmu Saja Tapi Hati Tidak Bisa Bohong Kalau Rasanya Sangat Berat
Terkadang saat terlalu sakit untuk ditahan, tidak bisa bersabar, ingin pergi saja menjauh darimu, tapi entah mengapa hati yang biasanya ingin menangis dan memakimu terasa sangat berat untuk menjauh darimu.
Ingin Merelakanmu Namun Hati Tidak Bisa Berhenti Untuk Tidak Merindukanmu Jika Tak Meliat Dan Mendengar Kabarmu
Dan entah mengapa saat ingin mengikhlaskanmu hati sudah terasa menyakitkan terlebih dahulu sebelum benar-benar melangkah menjauh untuk melupakanmu. Hati tidak bisa berhenti untuk tidak peduli, selalu saja takut jika tidan mendengar kabarmu atau melihatmu.
Menjauhpun Rasanya Tak Sanggup. Tapi Aku Tau Semakin Lama Aku Didekatmu Maka Aku Akan Semakin Cinta Padamu
Rasanya benar-benar tidak sanggup bila harus menjauh darimu meski selalu disakiti, namun aku tahu betul jika terus-terusan di dekatmu itu hanya akan membuatku semakin mencintaimu, semakin Mendalam Dan Semakin Menyakitkan.
Entah Mana Yang Lebih Sakit Kehilangan Dirimu Atau Terus-Terusan Menyabari Sikapmu
Mana yang lebih sakit antara memilih kehilanganmu atau tetap bertahan terus menyabari sikapumu meski terasa menyakitkan benar-benar tidak bisa diprediksikan, sekalipun aku tau akan lebih menyakitkan jika tetap memilih bertahan, aku dengan bodohnya memutuskan untuk tetap bertahan.
Lelah Rasanya, Tetapi Setiap Aku Ingin Pergi Hati Selalu Meminta Untuk Berjuang Lagi. Dan Logika Berkata ‘Masak Cuma Segini’. Jadi Aku Kembali Lagi Mencintaimu
Hati, pikiran dan logika tidak pernah akur bila urusan dirimu, setiap aku memutuskan untuk pergi saja darimu, hati selalu meminta agar bertahan sedikit lebih lama lagi memperjuangkanmu.
Logika selalu menyemangati agar tetap bertahan seolah-olah perjuanganku selama ini masih belum ada apa-apanya. Sehingga setia kali memutuskan untuk pergi aku selalun memutuskan kembali lagi.
0 Response to "Kisah Nyata : Sabar Tapi Nyesek, Ikhlas Tapi Nangis, Rela Tapi Kangen, Sayang Tapi Disakiti "
Posting Komentar